.CO
– Tak setiap orang yang kelihatan menyenangkan sungguh-sungguh bermaksud jujur. Ada sebagian pribadi yang cuma berpura-pura sopan dan perhatian agar membentuk gambaran baik, sementara dibelakangnya terdapat maksud tak terlihat.
Peristiwa semacam itu sering kali muncul di kehidupan kita sehari-hari. Seseorang yang bersikap pura-pura baik umumnya mahir dalam hal komunikasi, melaksanakan gerakan-gerakan kecil yang tampak mempesona, serta membentuk persepsi bahwa mereka bisa dipercaya.
Namun, ilmu psikologi menunjukkan adanya pola spesifik yang dapat digunakan untuk membedakan antara orang yang sebenarnya baik dengan mereka yang hanya mencoba meraih manfaat dari orang lain.
Dilansir dari
Jawapos.com
Berikut tujuh ciri orang yang sekadar bersikap pura-pura baik:
1. Berlaku baik hanya ketika dibutuhkan
Seseorang yang sejati akan bersikap sopan dan baik hati dalam beragam kondisi tanpa menuntut balasan apapun. Di lain pihak, orang yang hanya datang kepada Anda ketika sedang mencari sesuatu merupakan indikator bahwa motivasinya kurang tulus. Biasanya mereka menjadi sangat periang saat merengek minta pertolongan namun lenyap tak terlihat begitu permohonan tersebut telah dipenuhi.
2. Hindarilah Bertanggung jawab terhadap Kesalahan
Kesopanan sejati tercermin dalam bagaimana seseorang menemui kesalahannya. Seseorang dengan niat ikhlas akan menerima kelirunya sendiri serta berupaya untuk membenarkannya. Sebaliknya, orang-orang yang sekadar bersikap pura-pura baik biasanya cenderung mencari pihak lain sebagai penyalahgunaan atau membuat alasan demi mengelakan diri dari konsekuensi atas perbuatannya.
3. Melakukan Kejahatan hanya di Hadapan Umum
Beberapa individu bertingkah sopan dan murah hati ketika ada pihak ketiga yang mengamati, namun mereka cenderung memperlihatkan sikap yang berlainan bila tak ada saksi. Kejadian seperti ini dikenali sebagai
audience effect
, tempat di mana kebaikan hanya digunakan sebagai sarana untuk menciptakan citra positif. Apabila seseorang mengalami perubahan perilaku ketika berada dalam lingkungan yang berbeda, ini menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak sejujurnya seperti yang tampak pada awalnya.
4. memberikan sesuatu sambil mengharapkan balasan
Kebaikan sebenarnya memang tidak mengharapkan imbalan apapun. Sebaliknya, individu yang sekadar pura-pura baik umumnya melakukan itu dengan tujuan tersembunyi. Misalnya, mereka dapat menyediakan pertolongan atau pemberian, namun nanti akan meminta ganti rugi. Bila ditampik, mereka cenderung bereaksi dengan raut kesedihan ataupun mencela Anda.
5. Terlalu Banyak Ucapan, Sedikit Aksi
Sejumlah individu suka membicarakan etika dan perhatian terhadap masalah sosial, namun begitu harus menunjukkan perilaku tersebut, mereka malah bermalas-malasan. Meski mungkin rajin mengunggah konten-konten yang berkaitan dengan kebaikan di platform-media sosial, sebenarnya jarang sekali turut serta dalam aktivitas-aktivitas konkret untuk mendukung hal itu.
6. Perbedaan Pandangan Sesuai Tingkat Sosial
Bagaimana seseorang menanganis orang lain dapat mencerminkan keaslian mereka. Seseorang yang berkualitas akan selalu menghargai setiap individu tanpa melihat posisi ataupun derajat sosialnya. Di seberang itu, mereka yang cuma pura-pura baik biasanya ramah pada figur-figur penting namun sikap angkuh dan rendah hati kepada mereka yang dirasa lemah.
7. Sering Menjalankan Peran Sebagai Korbannya
Saat dihadapkan pada kondisi yang challenging, individu yang sebenarnya memiliki sifat luhur akan berusaha mencari jalan keluar. Sementara itu, mereka yang hanya bersikap pura-pura baik cenderung menjadikan dirinya sebagai pihak yang tertindas demi meraih belas kasihan dan empati dari orang lain. Sebaliknya dari menerima tanggung jawab, mereka lebih senang menyalakan api kemarahan terhadap nasib buruk atau keteledoran oranglain.
Mengenali petunjuk-petunjuk ini bisa membuat Anda lebih waspada saat mengamati perilaku orang lain. Kejujuran yang murni tak perlu pujian, sedangkan ketidakjujurannya pada akhirnya akan nampak jelas.
jawapos.com
)
