Kongsi Anthoni Salim Bangun Pembangkit Listrik Hidrogen Rp11 Triliun di Singapura

Diposting pada

.

CCGT hidrogen dari otoritas energi Singapura atau Energy Market Authority (EMA).

PLTN dengan kapasitas 600 MW tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada bulan Januari tahun 2029, menjadi pembangkit listrik tenaga gas kelas H terbesar di Singapura.

Pembangkit baru ini meningkatkan kapasitas CCGT PLP yang sudah beroperasi sejak 2024 sebesar 830 MW, serta kapasitas Fast Start 100 MW yang sedang dalam tahap konstruksi dan akan dimulai operasionalnya pada kuartal II/2024.

(BESS) skala besar, menjadi unit CCGT yang terintegrasi dengan BESS pertama di Singapura. Proyek ini menampilkan komitmen PLP terhadap solusi mutakhir yang meningkatkan stabilitas sistem, mengurangi biaya operasi, dan mengurangi melakukan dampak lingkungan.

:

“Pada dasarnya, performa PLP yang kuat dan berkelanjutan di pasar tenaga listrik yang sangat bersaing telah memungkinkan kami untuk terus maju dengan proyek inovatif di industri ini untuk membawa tambahan energi terbarukan ke Singapura,” kata Direktur Utama dan Ketua Eksekutif First Pacific Manuel V. Pangilinan dalam pernyataannya, dikutip Rabu (8/1/2025).

Pada tahap awal, pembangkit baru ini akan mampu menggunakan sedikitnya 30% hidrogen dan akan memiliki kemampuan untuk membakar 100% hidrogen di masa depan, tergantung pada permintaan pasar dan peraturan yang berlaku.

di Pulau Jurong memungkinkan PLP untuk membangun unit CCGT kedua, serta potensi untuk mengintegrasikannya dengan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di masa depan, yang memperkuat komitmen PLP terhadap strategi dekarbonisasi jangka panjang.

“Kami merasa bangga bahwa EMA telah memilih PLP untuk melaksanakan dua proyek vital, Proyek Fast Start 100 MW pada bulan April 2024 dan sekarang juga diijinkan untuk mengembangkan pembangkit listrik yang sepenuhnya baru. Dengan mengintegrasikan teknologi penyimpanan hidrogen dan baterai, fasilitas baru ini menempatkan PLP di antara perusahaan-ausahaan pemimpin dalam peralihan menuju masa depan rendah karbon,” ujar Plt. Direktur Utama PLP, Yu Tat Ming.

“Kami bersedia menyelesaikan pembangkit listrik baru ini dengan aman dan sesuai jadwal,” ujarnya.

Proyek pembangkit tersebut memiliki nilai kontrak sejumlah US$735 juta atau sekitar Rp11,9 triliun.

Perbiharaan dijustip memiliki sumber listrik dan penyedia listrik ritel yang berbasis di Singapura, dalam operasinya sejak 2014 dan menyasar hampir 10% kebutuhan listrik di Singapura.

Banyaknya persentase saham mayoritas Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 55,7% dikuasai oleh First Pacific, unit investasi dari Grup Salim yang memiliki kantor di Hong Kong. Saat ini, Anthoni Salim menjabat posisi pimpinan di First Pacific.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *