Pendidikan agama menjadi salah satu bekal penting yang perlu diperkenalkan pada anak sejak dini, salah satunya dengan belajar mengaji. Namun, bagaimana jika anak sering tidak fokus melakukannya?
Ada beberapa tahap untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan bacaan Al-Qur’an terlebih dahulu. Ini penting agar anak tertarik untuk belajar mengaji dan mengenal Al-Qur’an lebih jauh lagi, ibu.
Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam, bahkan mengimaninya termasuk rukun iman yang ketiga. Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW tepat pada bulan suci Ramadan.
Belajar Al-Qur’an sejak kecil dapat membantu perkembangan kognitif dan afektif anak.
Termasuk di antaranya bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemampuan mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pada aspek afektif, belajar mengaji juga dapat mempengaruhi kondisi moralnya sehingga anak mampu berorientasi sebagaimana seseorang harus bersikap dan terbiasa dengan perilaku sosial yang baik.
5. Berikan hadiah atau pujian apabila anak Anda berhasil menerima hadiah doa yang tepat
Mengenalkan bacaan doa, surat-surat pendek, dan bacaan Al-Qur’an secara keseluruhan pada anak sejak dini bisa menjadi cara utama membentuk anak shalih atau shalihah. Namun, penting menggunakan pendekatan yang khusus agar anak tidak merasa bosan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk memperkenalkan Al-Qur’an kepada anak-anak mereka, termasuk saat anak-anak seringkali tidak fokus saat belajar mengaji:
1. Tunjukkan rasa kasih sayang kepada anak
Sikap kasih sayang yang lembut membantu orang tua untuk siap menghadapi emosi negatif saat mendampingi anak belajar mengaji. Ini termasuk ketika kemudian anak tidak fokus, mudah teralihkan, atau menolak untuk belajar membaca Al-Qur’an.
2. Menyiapkan ilmu
Selanjutnya yang perlu dilakukan, yaitu menyiapkan pengetahuan, Bunda. Dengan menyiapkan pengetahuan sebaik mungkin, diharapkan akan semakin menumbuhkan semangat, kesabaran dan rasa syukur
beberapa waktu lalu.
“Karena pada akhirnya kita masih diberikan kesempatan untuk menyampaikan ajaran agama Allah kepada anak-anak kita,” kata Kholifatul.
3. Mengenal Sumber Daya yang Dimiliki
Misalnya ketika anak sudah mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an di sekolah, orang tua bisa melihat apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan pembelajaran membaca Al-Qur’an tersebut.
Selain itu, orang tua juga perlu memeriksa diri sendiri. Apakah kita sudah menciptakan suasana yang bahagia dengan Al-Qur’an? Jika belum, mari kita ciptakan bersama.
Anak suka meniru, jadi ketika orang tua menunjukkan contoh bagaimana senangnya berinteraksi dengan Al-Qur’an, diharapkan anak pun akan merasakan energi positif yang sama.
Jadi jika Ibu ingin nanti Si Kecil tumbuh dengan rajin berdoa dan membaca Al-Qur’an, tentu lebih baik jika dimulai dari kebiasaan tersebut yang diperlihatkan secara langsung juga.
Jika orang tua merasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengajarkan mengaji dan membaca Al-Qur’an, maka jangan ragu untuk mencari guru lain untuk mengajarkan bersama.
“Kita bisa belajar bersama, sehingga anak dapat melihat bahwa Ayah dan Ibu juga bersemangat belajar membaca Al-Qur’an. Kita bisa meneladankan semangat itu pada anak,” kata Kholifatul.
4. Melihat kondisi sekitar
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ibnjaafar
|
Jika anak sering tidak fokus saat belajar mengaji, pahami dulu bahwa anak-anak sebenarnya sedang mengalami masa pertumbuhan, dimana kemampuan fokus mereka masih sangat terbatas.
“Coba untuk bersyukur terlebih dahulu karena ini berarti anak dalam kondisi sehat. Saat bersyukur, biasanya emosi akan lebih terjaga dan jadi lebih sabar. Nantinya orang tua bisa menyampaikan kegembiraan sejati saat berinteraksi dengan Al-Qur’an,” pesan Kholifatul.
5. Buat jadwal rutin
Buatlah jadwal rutin kapan anak perlu membaca doa dan Al-Qur’an. Untuk doa sederhana bisa dimulai dengan dibaca saat hendak makan, tidur, atau saat melihat ada hujan.
Mengajarkan anak untuk membaca doa dan Al-Qur’an setiap hari Jumat juga bisa dilakukan. Hari Jumat diketahui sebagai salah satu hari baik dalam Islam, sehingga menjadi waktu tepat untuk mengajarkan anak mengaji.
Jika diperlukan, Bunda juga bisa memanggil guru mengaji untuk memaksimalkan ilmu yang diberikan. Hal ini khususnya untuk anak yang sudah berusia dewasa dan dapat memahami lebih baik.
6. Masukkan kebiasaan membaca doa sebelum tidur
Waktu sebelum tidur adalah saat anak dalam keadaan rileks. Maka dari itu, Bunda bisa mengajarkan mereka mengaji di waktu-waktu ini.
Mohammad Irsyad, M.Pd., seorang Islam, menjelaskan bahwa anak yang dalam keadaan tenang mampu menyerap informasi lebih banyak dan optimal.
“Semakin banyak informasi yang diingat, semakin tidak asinglah anak dengan kata-kata atau ayat-ayat yang ada pada Al-Qur’an,” kata Irsyad, dalam buku
7. Ajarkan sambil bercerita
Saat anak mulai tampak jenuh dan tidak fokus, Bunda bisa mengembalikan semangatnya dengan mengajarkan mengaji sambil menceritakan.
Misalnya, Ibu bisa menceritakan kisah Nabi atau keutamaan membaca Al-Qur’an. Ketika anak mengetahui manfaatnya, mereka akan lebih bersemangat untuk belajar.
Gratis!